Melirik Prospek Bisnis Kaos Pecinta Buku

Written By Unknown on Minggu, 28 Oktober 2012 | 15.13

INILAH.COM, Jakarta - Kota Bandung bukan lagi sesuatu yang baru bagi tren produksi kaos anak-anak muda. Menjamurnya factory outlet hingga outlet-outlet kaos di jantung kota Bandung menandakan euforia bisnis kaos di Kota Kembang ini menjanjikan.

Namun tentu segementasi pasarnya adalah lifestyle remaja masa kini dengan logo yang biasa mereka temui seperti musik, club sepak bola, atau grup-grup band yang sedang nge-hits. Lalu bagaimana jika para pecinta buku terutama filsafat mecoba eksis di dunia bisnis kaos? Apakah mereka bisa melawan pasar? Ataukah berhasil menciptakan pasar sendiri?

Jika anda melihat kaos bertuliskan God is Death dengan latar belakang tokoh Nietzsche, atau Being And Time dengan desain seperti minuman Heineken namun diganti menjadi Heidegger, maka yang salah itu produksi bisnis Aleitheia. Aleitheia Cloth termasuk bisnis kaos yang dibilang unik. Bisnis kaos ini memproduksi kaos yang mendesain tokoh-tokoh filsafat sekaligus kata-kata populer dari si tokoh filsafat tersebut sebagai gambar depan kaos mereka sehingga kesan menarik dan asyik dilihat tampak terasa.

Pendiri Aleitheia Cloth, Faridz Yusuf, mengatakan bisnis yang dilakoni sejak dua tahun lalu ini berawal dari tradisi saat kuliah yang terbiasa membuat kaos angkatan mahasiswa setiap ada generasi angkatan baru. Berawal dari kesempatan itulah, Faridz didukung beberapa teman yang saat itu berkuliah di Jurusan Filsafat UIN Bandung mengembangkan produksi kaos tersebut secara lebih luas.

"Mulanya hanya untuk beberapa teman saja, namun rupanya ada respon dari sejumlah sahabat, akademisi kampus bahkan budayawan seperti Ahmad Gibson (budayawan Bandung) dan lainnya, hingga saya sendiri tak membayangkan sebelumnya Aleitheia bisa direspon seperti ini," ujar nya saat berbincang dengan INILAH.COM, Jumat (26/10/2012).

Saat ini khususnya di Bandung sudah banyak orang terutama di komunitas-komunitas kreatif dan sastra budaya mengenakan kaos produksi Aleitheia. Aleitheia yang berarti Dewi Kebenaran menurut bahasa Yunani akhirnya digunakan olehnya menjadi brand dan merk khas kaos produksi mereka.

Bersama empat orang sahabat, yaitu Pedi, Apuy, Badie dan Husen, ia mengembangkan bisnis kaos khas filsafat melalui jaringan online dan door to door. Fenomena ini unik karena berusaha menggeser pasar lifestyle anak muda pada umumnya.

"Sistem penjualan untuk sementara ini masih dilakukan via online, ini sangat membantu dalam menekan harga karena belum ada beban untuk outlet dan lain-lain, selain tentu dari kebaikan yang sudah disumbangkan dari obrolan antar teman," ungkapnya.

Ia mengakui dengan basis komunitas dan jaringan yang dimilikinya bersama teman, terutama mereka yang mencintai buku, promosi dan marketing secara tidak langsung terbentuk dengan sendirinya. Ia ingin filsafat bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu dan bisa diterima di khalayak dengan cara yang berbeda , salah satunya melalui kaos.

"Ada dua kecenderungan yang saya lihat di Aleitheia, yang lebih bersifat cinta buku, pertama, ada yang karena sudah baca buku, maka dari itu ia tahu, maka ia mengenakan kaosnya; kedua, ada yang tidak tahu, tapi melalui kaos itu ia terdorong untuk mengakses buku," terang alumni Filsafat UIN Bandung ini.

Kaos Aleitheia sendiri, sejak mula berdiri dibandrol Rp 50.000/pcs. Hingga kini harga tersebut menjadi Rp70.000/pcs. Menurutnya hingga kini sudah ada lebih dari 1.000 kaos yang beredar dan terjual luas. Bahkan di tahun ini ungkapnya Aleitheia akan melakikan bazar d Grup Aleitheia Alothdezvous juga di akun Facebooknya seiring animo konsumen yang meluas.

"Namun begitu bukan berarti perjuangan kami tanpa halangan, elain rilisan yang limited edition, Aleitheia mengalami banyak pasang-surut. Tahun 2010 terdapat 2 bulan kosong tanpa rilisan, pada 2011 malah tiga bulan kosong tanpa rilisan, baru tahun 2012 ini akan diusahakan tetap tegar dengan kaos produksi," tuturnya.

Belakangan, Aleitheia tidak terbatas memproduksi kaos-kaos desain tokoh filsafat saja. Namun juga merambah ke wilayah seni, kebudayaan lokal, sastra, sains dan agama. Dari situ juga pesanan kaosnya datang dari sejumlah daerah dengan sistem pre order. Faridz hanya menginginkan kaos tersebut tak hanya sekadar bisnis, namun juga sebaga bentuk kampanye bahwa penikmat kaos tersebut menandakan seperti apa antusiasme konsumennya terhadap buku. [mel]


Anda sedang membaca artikel tentang

Melirik Prospek Bisnis Kaos Pecinta Buku

Dengan url

http://serbaupdaterus.blogspot.com/2012/10/melirik-prospek-bisnis-kaos-pecinta-buku.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Melirik Prospek Bisnis Kaos Pecinta Buku

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Melirik Prospek Bisnis Kaos Pecinta Buku

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger