INILAH.COM, Hong Kong - Benchmark minyak mentah AS berjangka mengalami sedikit perubahan dalam perdagangan elektronik Kamis (18/10/2012), setelah stabil pada perdagangan sebelumnya. Namun, penguatan tipis dolar membatasi keuntungan.
Minyak mentah untuk pengiriman November turun tipis 2 sen menjadi US$ 92,10 per barel selama jam perdagangan Asia Timur.
Minyak berjangka pada perdagangan sebelumnya stabil, diperdagangkan di level US$ 92,12 per barel di New York Mercantile Exchange, atau naik 3 sen. Hal ini menyusul lonjakan perumahan AS yang mengimbangi kenaikan mengejutkan dalam pasokan minyak mentah.
"Investor tampak enggan meningkatkan posisi bullish dalam minyak mentah, meskipun euro menguat dan dolar turun, setelah keputusan Moody's mempertahankan peringkat Spanyol satu tingkat di atas status junk, "tulis analis GFT Market Fawad Razaqzada dalam catatan kepada klien.
"Menambah sentimen negatif, ada berita baru tentang Iran vs Barat atau Turki vs Suriah yang mengkahawatirkan investor tentang pasokan minyak," katanya.
Dolar ICE indeks yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik menjadi 79,147, naik dari 79,022 pada akhir perdagangan Amerika Utara. Mata uang AS cenderung bergerak terbalik terhadap minyak yang berdenominasi dolar, karena penguatan greenback membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara minyak pemanas untuk pengiriman November naik 0,2% menjadi US$ 3,18 per galon, dan bensin untuk pengiriman bulan yang sama flat pada US$ 2,76 per galon. Gas alam berjangka untuk pengiriman November naik 0,4% menjadi US$ 3,49 per juta British thermal unit. [ast]
Anda sedang membaca artikel tentang
Minyak Tergelincir di Pasar Asia
Dengan url
http://serbaupdaterus.blogspot.com/2012/10/minyak-tergelincir-di-pasar-asia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Minyak Tergelincir di Pasar Asia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Minyak Tergelincir di Pasar Asia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar